Tips Prof Hadi Susilo Arifin: Berkebun di Pekarangan Selama Bekerja dari Rumah
Hampir satu bulan warga IPB University melakukan pekerjaan dari rumah atau Work From Home (WFH). Tepatnya yaitu setelah IPB University mengeluarkan kebijakan pembatasan masuk kampus (partially closed down) sejak 17 Maret 2020 akibat adanya pandemi COVID-19. Dalam kondisi perasaan serba khawatir terhadap penyebaran virus COVID-19, terselip perasaan lega karena merasa lebih aman bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH).
Terkait WFH ini, Kepala Bagian Manajemen Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University, Prof Dr Hadi Susilo Arifin mengatakan, “Senang, off campus dua minggu, apalagi waktu itu masih masa Ujian Tengah Semester (UTS). Selain lebih rileks, dosen hanya perlu menyiapkan bahan perkuliahan pasca UTS. Alhamdulillah saya menikmatinya, di siang hari saya selalu memanfaatkan bekerja dan video conference di beranda belakang, atau beranda samping. Rasanya segar karena menghadap ke view sudut-sudut pekarangan,” ujarnya.
Menurutnya hobby bisa mengatasi kebosanan. Namun menjelang seminggu WFH, mulai ada rasa bosan ketika terus menerus full di rumah. Kegiatan extra ke luar rumah, jelas sangat terbatas, relatif tidak mungkin.
“Seringkali ternyata kegiatan di rumah lebih banyak makan-makan, dengan alasan agar stamina kuat dan tahan. Terutama ngemil sehat, buah-buahan dan ragam sayur, dibuat salad, atau lalapan untuk teman sebelum makan, atau kapan saja saat ingin ngemil. Setelah makan, baca-baca sebentar, lalu tidur lagi. Bahkan satu hari rasanya kok panjang sekali. Saya pikir ini mulai muncul tanda-tanda kebosanan. Apalagi setelah ada kebijakan WFH diperpanjang sampai 20 April 2020. Bahkan muncul kebijakan Kota Bogor dan Kabupaten Bogor menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan mulai 15 April 2020. Sepertinya WFH akan makin panjang. Oleh karena itu, masing-masing harus memiliki kiat mengatasi kebosanan selama bekerja dari rumah,” ujarnya.
Setelah menyiapkan bahan-bahan untuk kegiatan online, yaitu memberi kuliah, praktikum, meeting, sidang komisi, kolokium, seminar bahkan sidang skripsi, tesis dan disertasi. Lalu apa lagi? Bisa jadi kita menjadi jenuh. Maka beruntunglah bagi yang punya hobby. Kebosanan ini bisa diatasi dengan menyalurkan hobby.
Ketua Program Studi S2 Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasaraja IPB University ini menyampaikan, barangkali yang selama ini kesibukan di kampus telah merampas hobby, saatnya sekarang kita bisa melakukan hobby kita setiap hari sebagai selingan untuk mengatasi kebosanan. Misalnya membaca buku-buku ringan seperti novel, bacaan bertopik religius, atau berolah raga yang bisa dilakukan di rumah, atau mencoba beberapa resep masakan.
“Kalau saya selain berolah raga ringan, juga menyempatkan bermain musik, dan tidak kalah penting kembali berkebun di pekarangan,” ujarnya.
Berkebun di pekarangan bagi sebagian orang adalah kegiatan selingan atau sebagai hobby. Benar sekali. Bagi yang belum biasa, maka silakan mencobanya sebagai selingan untuk mengatasi kebosanan selama WFH. Dengan berkebun di pekarangan kita mendapat manfaat berupa gerak badan. Mulai pangkas tanaman, mencangkul, menanam, memupuk, menyiram, dan memanen. Selain itu, kita bermandikan sinar matahari. Kegiatan out door secara produktif membuat badan menjadi berkeringat dan mendapat manfaat kesehatan lainnya. Kita juga mendapatkan tambahan ketersediaan pangan berupa hasil panen sayuran, buah-buahan, ikan dari kolam, atau telur dari ayam yang dikencar atau yang dikandangkan. Dan dapat mempercantik lingkungan rumah dimana pekarangan tertata, tanaman tumbuh subur, halaman rumput hijau bersih dan udara semakin segar.
“Sadar tidak sadar, pekarangan yang ada di sekitar rumah kita menjadi lanskap yang produktif. Yang bisa menghasilkan, baik materiil (hasil daun, bunga, batang, buah, umbi, rimpang, telor, daging), maupun imateriil (udara bersih, lingkungan indah dan rasa bahagia),” ujarnya.
Menurutnya ada beberapa kiat berkebun di pekarangan sempit. Kenapa berkebunnya di pekarangan? Jelas karena kita sedang bekerja dari rumah. Pekarangan adalah lahan atau ruang terbuka hijau dan atau ruang terbuka biru (balong, kolam ikan, saluran air) yang ada di sekitar rumah kita. Lahan yang sangat-amat dekat sekali dengan kehidupan kita sehari-hari. Hanya satu langkah dari beranda rumah. Bisa di rumah perkotaan atau perdesaan. Secara relatif bisa berukuran sangat luas (>1000 m2), luas (400-1000 m2), sedang (200-400 m2) atau sempit (<200 m2).
“Berkebun di pekarangan yang luas sangat menyenangkan, tetapi berkebun dan menghasilkan secara produktif dari pekarangan yang sempit ternyata sangat excited. Karena itu, untuk mendapatkan produk yang sehat maka kiatnya adalah niatkan sebagai hobby, manfaatkan ruang lahan seefisien mungkin dengan tabulampot, vertical garden, hanging garden, balcony garden, window garden, green roof garden. Gunakan sistem hydroponic, aeroponic. Tanamlah jenis sayuran daun semusim bayam, kangkung, selada, pakcoi agar bisa dipanen dalam 3-4 minggu. Sebisa mungkin tidak menggunakan produk pestisida kimiawi. Dan untuk belanja sarana produksi seperti benih, pupuk, media tanam dan set NFT hidroponik, kita bisa melalui sistem online,” katanya.
Pekarangan sebagai lanskap produktif dapat menjadi penyalur hobby bermanfaat, kegiatan selingan, khususnya mengurangi kebosanan selama WFH. Pekarangan dapat menjadi media praktek pertanian ekologis yang berkelanjutan.
Beberapa kegiatan di pekarangan yang telah dilakukan Prof Hadi dapat diakses melalui link pekarangan: Aku dan Rumahku https://bit.ly/Pekarangan_HSArifin; NFT Hidroponik https://bit.ly/NFT_HSAPekarangan https://bit.ly/Berjemur_diPekarangan; https://bit.ly/Teh_Mahkotadewa; Buku Pekarangan https://bit.ly/BukuPekarangan_HSArifin. (Awl/Zul)
Sumber tulisan : https://www.ipb.ac.id/news/index/2020/04/tips-prof-hadi-susilo-arifin-berkebun-di-pekarangan-selama-bekerja-dari-rumah/7cc431699f54d5211ef6ca0447447b09
Tips Prof Hadi Susilo Arifin: Berkebun di Pekarangan Selama Bekerja dari Rumah
Tips Prof Hadi Susilo Arifin: Berkebun di Pekarangan Selama Bekerja dari Rumah
Diposting oleh adminHampir satu bulan warga IPB University melakukan pekerjaan dari rumah atau Work From Home (WFH). Tepatnya yaitu setelah IPB University mengeluarkan kebijakan pembatasan masuk kampus (partially closed down) sejak 17 Maret 2020 akibat adanya pandemi COVID-19. Dalam kondisi perasaan serba khawatir terhadap penyebaran virus COVID-19, terselip perasaan lega karena merasa lebih aman bekerja dari rumah…
SelengkapnyaMelihat lebih jelas perbedaan Jambu Kristal dan Jambu Mutiara (Taiwan)
Diposting oleh admin“Memang Beda Ya, Jambu Kristal dengan Jambu Mutiara?” Pertanyaan ini sering ditanyakan calon konsumen, hobis atau rekan-rekan yang ketika datang di kebun Nusagrow kebingungan saat mereka membaca tulisan plang Kebun Induk Jambu Kristal dan Kebun Induk Jambu Mutiara. Sebagian menganggap sama, terutama yang belum pernah mencoba salah satu buah tersebut, dikarenakan pilihan asal penamaan yang…
SelengkapnyaPotensi Pengembangan Lengkeng Dataran Rendah
Diposting oleh adminTanaman lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) dalam sistem klasifikasi tanaman termasuk keluarga Sapindaceae, dan termasuk satu suku (Nepheliaea) dengan tanaman lecee dan rambutan Asal mula lengkeng adalah daerah subtropik tetapi jenis tanaman ini ternyata dapat tumbuh baik di daerah panas (tropik). Di Indonesia, buah lengkeng umumnya digunakan sebagai buah meja walaupun buah ini juga bisa dijumpai…
SelengkapnyaJambu biji berpotensi cegah virus corona
Diposting oleh adminHasil penelitian FK UI dan IPB menyatakan senyawa jambu biji bisa mencegah atau paling tidak mengurangi virus corona. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor mengembangkan penelitian terkait jambu biji sebagai kandidat potensial pencegahan virus corona. Kedua perguruan tinggi tersebut pun tengah mencari dukungan perusahaan farmasi untuk memproduksi skala besar. Penelitian tersebut menggunakan metode…
SelengkapnyaSekilas Budidaya Jambu Kristal
Diposting oleh adminJambu biji varietas kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, diketemukan pada tahun 1991 distric Kao Shiung. Diperkenal di Indonesia oleh Misi teknik Taiwan pada tahun 2001, di lokasi proyek Mojokerto dilakukan percontohan budidaya jambu ini. Jambu biji varietas kristal mempunyai biji yang sangat sedikit (seed less), presentase berbuah lebih tinggi dibandingkan buah tanpa biji…
SelengkapnyaTips Belanja Bibit Tanaman secara Aman
Diposting oleh adminSebagai pemula di dalam melakukan transaksi bibit tanaman secara online tentunya anda akan berpikir, “kira-kira nyampe dan hidup nggak ya tanaman yang dikirimkan”? “udah gitu asli nggak ya bibit yang dikasih?” Beragam pertanyaan tersebut wajar muncul di benak konsumen, dan untuk itu inilah beberapa tips membeli bibit tanaman secara aman via online Tips Untuk…
SelengkapnyaLengkeng Pingpong
Seperti buah lainnya, kelengkeng juga mempunyai banyak varian. Salah satu yang mulai populer di Tanah Air adalah kelengkeng pingpong. Selain manis, daging buahnya juga lebih tebal. Karena kelebihannya itu, banyak orang tertarik membudidayakannya. Usaha pembibitan kelengkeng jenis ini kian menjanjikan. Buah kelengkeng termasuk buah yang paling digemari di Indonesia. Rasanya yang manis membuat buah berkulit…
Rp 50.000 Rp 75.000Nangka Kandel
Meski tampilan fisiknya tak berbeda jauh dengan buah nangka pada umumnya, tetapi nangka kandel dinilai istimewa karena memiliki daging buah yang besar dan tebal. Tebal daging buah nangka kandel antara 0,60-0,75 cm dengan panjang sekitar 10 cm serta lebar hingga 4,5 cm. Para pembudidaya nangka menyebut bahwa ukuran seperti itu melebihi ukuran daging buah nangka…
Rp 70.000Miracle Fruit (Buah Ajaib)
Buah Miracle Fruit yang langka ini tak hanya populer karena namanya saja, yakni miracle yang berarti ajaib atau keajaiban. Akan tetapi, Faktanya buah ini memang memiliki kekuatan magic yakni mampu menghasilkan efek yang unik untuk mengubah rasa pada lidah kita. bayangkan saja, setelah menikmati buah miracle fruit, ketika anda menyantap buah yang berasa asem…
Rp 55.000 Rp 75.000Lemon Jumbo (Perfume Lemon/Assam Lemon)
Lemon, membayangkan namanya saja sudah terasa bagaimana kesegaran rasanya. Apalagi jika kita mengetahui khasiat hebatnya baik dari daun, buah, bahkan hingga kulit jeruk lemon. Lemon jumbo yang jika ditelusuri iberasal dari dataran Assam di India ini (Citrus longilimon) dikenal besar, memanjang dan silindris bentuk buahnya, dan dapat mencapai 500 gram/biji. Karakter daunnya sangat mudah dikenali…
*Harga MulaiRp 90.000
Mangga Chokanan
Mangga Chokanan, Mangga Asal Thailand yang paling cepat berbuah. Memiliki rasa manis yang sangat terasa di lidah. Bahkan saking manisnya mangga ini sering mendapat julukan mangga madu. Dapat dikonsumsi saat mangga masih muda karena tidak masam seperti mangga muda biasa. Sangat mudah berbuah dan bisa berbuah sepanjang tahun serta tidak mengenal musim. Bibit Mangga Chokanan…
Rp 45.000 Rp 75.000Alpukat Miki
Alpukat MIKI merupakan alpukat unggul yang dikembangkan oleh Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB dengan peneliti Dr. Sobir dan tim. Keunggulan alpukat MIKI adalah: berbuah pada usia muda (mulai usia 2-3 tahun) dan tanpa musim, ukuran buah besar yang dapat mencapai berat 400-600 gram per-buah, daging buah berwarna kuning, tebal, legit manis, dan tidak getir. Tanaman…
Rp 55.000
Belum ada komentar, jadilah yang pertama memberikan komentar.